Pasuruan, tajukjurnalis.net-Seorang pasien bernama Rifki Fahmi diduga menjadi korban malapraktik yang dilakukan oleh dokter Putra Gelar Parlindungan di RS Sahabat, Kabupaten Pasuruan. Keluarga pasien mengklaim bahwa akibat tindakan medis yang kurang profesional, kondisi Rifki Fahmi semakin memburuk hingga harus kembali mendapatkan perawatan darurat. Rabu (12/3/2025).
Awalnya, Rifki Fahmi didiagnosis mengalami usus buntu setelah menjalani pemeriksaan di RS Sahabat. Dokter Putra Gelar Parlindungan kemudian melakukan operasi bedah usus buntu dan menyatakan pasien dalam kondisi stabil setelah tiga hari perawatan inap. Keluarga pasien pun diberikan jadwal kontrol satu minggu setelah operasi guna memastikan pemulihan Rifki Fahmi berjalan dengan baik.
Namun, ketika keluarga membawa Rifki Fahmi untuk kontrol sesuai jadwal, pasien tidak mendapatkan pelayanan sebagaimana mestinya. Dokter Putra Gelar Parlindungan tidak menemui pasien dan tidak melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap kondisi Rifki. Tanpa kepastian medis, keluarga terpaksa membawa pulang Rifki Fahmi dalam kondisi yang terus menurun.
Setibanya di rumah, kondisi Rifki semakin memburuk. Luka bekas operasi mengalami pendarahan yang tidak berhenti serta menunjukkan tanda-tanda infeksi parah, seperti pembengkakan, pembusukan, dan keluarnya nanah. Hal ini membuat keluarga panik dan segera mencari perawatan di tempat lain karena sudah kehilangan kepercayaan terhadap RS Sahabat.
Merasa dirugikan, keluarga pasien berencana melaporkan dugaan kelalaian medis ini ke Ikatan Dokter Indonesia (IDI) serta pihak berwenang. Mereka menilai bahwa tindakan dokter dan pihak rumah sakit telah membahayakan nyawa Rifki Fahmi serta bertanggung jawab atas kondisi yang semakin parah setelah operasi.
Menurut keluarga, tindakan dokter yang mengabaikan pasien pada saat kontrol merupakan bentuk kelalaian serius. Selain itu, penanganan pascaoperasi yang kurang memadai menyebabkan infeksi yang bisa berakibat fatal jika tidak segera ditangani dengan benar. Keluarga menegaskan bahwa keselamatan pasien seharusnya menjadi prioritas utama dalam pelayanan kesehatan.
Mereka berharap ada tindak lanjut dari pihak berwenang agar kejadian serupa tidak menimpa pasien lain di masa mendatang. Selain itu, keluarga juga mendesak pihak rumah sakit untuk bertanggung jawab atas kondisi Rifki Fahmi yang semakin memburuk akibat dugaan kelalaian dalam penanganan medis.
Kasus ini menjadi perhatian publik karena menyangkut keselamatan pasien dan standar pelayanan kesehatan di rumah sakit. Keluarga berharap dengan melaporkan kasus ini, ada tindakan tegas terhadap tenaga medis yang lalai agar tidak ada lagi korban malapraktik di masa depan.
(Saiful A)