Bangkalan, tajukjurnalis.net – Semangat kolektif untuk menjadikan Madura sebagai provinsi terus menguat. Dalam forum bergengsi bertajuk Diskusi Berkelanjutan Provinsi Madura yang digelar di Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Sabtu (24/5/2025), para tokoh kunci dari kalangan ulama, kepala daerah, akademisi, hingga pimpinan lembaga strategis menyatakan komitmen bersama memperjuangkan kemandirian Madura secara konstitusional.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra), dihadiri oleh Bupati Sampang H. Slamet Junaidi, Bupati Bangkalan, Bupati Pamekasan, perwakilan Bakorwil IV Madura, serta tokoh-tokoh penting dari DPRD dan kalangan akademisi seperti Rektor UTM dan Rektor Universitas Wiraraja. Para tokoh agama dan masyarakat dari seluruh penjuru Pulau Garam juga tampak antusias mengikuti forum yang berlangsung sejak pagi hari itu.
Ketua Panitia Nasional Pembentukan Provinsi Madura (PNP3M), Achmad Zaini, menegaskan bahwa perjuangan untuk memandirikan Madura dari Provinsi Jawa Timur bukan hal baru. Sejak puluhan tahun lalu, berbagai langkah telah ditempuh, mulai dari pengajuan judicial review UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ke Mahkamah Konstitusi, hingga penyampaian usulan tertulis kepada Presiden Joko Widodo dan lembaga legislatif.
Kini, dengan semangat baru dan dukungan moral-politik yang terus menguat, langkah konkret akan diarahkan ke pemerintahan Presiden Prabowo Subianto agar percepatan pemekaran Provinsi Madura bisa segera diwujudkan.
“Madura memiliki potensi, memiliki kekuatan. Ini bukan sekadar cita-cita, tapi amanat sejarah. Kami siap bergerak bersama, ulama, umara, dan rakyat, demi masa depan Madura yang lebih sejahtera dan berdaulat,” tegas Bupati Sampang H. Slamet Junaidi saat memberikan sambutan.
Kesatuan pandangan antara pimpinan daerah, DPRD, akademisi, dan tokoh agama dalam forum ini menunjukkan bahwa gerakan menuju Provinsi Madura telah menjadi aspirasi bersama lintas sektor. Generasi muda Madura pun mulai menjadikan wacana ini sebagai inspirasi perjuangan baru yang berdampak langsung terhadap masa depan mereka.
Dengan semangat kebersamaan yang semakin matang, gerakan menuju Provinsi Madura kini tak lagi sekadar mimpi. Ia menjadi gerakan nyata yang dilandasi tekad, legitimasi moral, dan strategi konstitusional yang kuat.
Red