www.tajukjurnaLis.net, Malinau,
05 mei 2025 3 obvitnas ini yaitu PT. AMNK, PT. BDMS/BDMA dan PT. KPUC menggunakan fasiLitas umum daLam meLansir batubara dari sumber gaLian batubara mereka.
Dari pantauan awak media di Simpang 6 (enam, red) Sempayang kecamatan MaLinau Barat, yang merupakan jaLur transportasi umum skaLa Provinsi yang ditandai dengan marka jaLan garis berwarna Kuning, marak digunakan oLeh mobiL truk 6 (enam,red) roda raksasa bermuatan 20ton sampai 30ton oLeh ketiga obvitnas tersebut.
SeteLah awak media meLakukan peLiputan diLokasi SIMPANG ENAM SEMPAYANG yang minim pantauan oLeh TRAFFIC MAN (petugas LaLu Lintas, red). Traffic man ini biasanya menggunakan atribut ROMPI REFLEKTOR, heLm, sepatu safety dan bendera sebagai penanda pengatur LaLu Lintas tersebut.
Namun apa jawaban yang diterima oLeh awak media dari Corporate SociaL ResponsibiLity PT. KPUC mengenai aktivitas tersebut sangat tidak memuaskan, “ini kan hari MINGGU jadi wajar kaLau petugasnya kosong, sebab petugas tersebut berasaL dari warga LokaL yang mayoritas Nasrani,” jeLas pak SOPIAN YUSUF.
Secara Logika, bahwa akses transportasi umum seharusnya tetap menjadi faktor utama pengawasan, sebab yang meLintas dijaLur tersebut adaLah manusia yang bernyawa.
Apa yang terjadi apabiLa ada yang hiLang nyawanya, “saya tidak mengharapkan haL tersebut terjadi,” kiLahnya.
Menurut hemat awak media, bahwa adanya tindakan pembiaran dari pihak perusahaan terkait nyawa manusia, sebab namanya musibah tidak diketahui kapan datangnya.
Sangat miris dengan geLar OBVITNAS (OByek VITaL NASionaL, red).
reporter jefry musa bani