Tajukjurnalis.net
Sedih, bercampur kecewa melihat pemandangan yang terpapar di depan mata. Di atas atap gedung baru, salah satu desa Merangin. berkibar bendera yang sudah tercabik- cabik.
Bendera merah-putih, bukan hanya sepotong kain yang tidak berharga. Untuk bisa mengibarnya, penuh darah dan air mata dari pejunga-pejuang kita terdahulu. Bendera merah-putih adalah simbol perjuangan yang di persembahkan pahlawan negeri ini.
Bendera merah-putih adalah jati diri kita sebagai bangsa Indonesia. Bendera merah-putih sebagai pembeda kita dengan bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Bendera itu sama derajatnya seperti lagu kebangsaan, lambang negara “Garuda Pancasila” ,semboyan negara ” bhinneka tunggal Ika”, bahasa Indonesia, dasar negara, falsafah negara, itu jati diri kita.
Mengibarkan bendera yang tidak layak ( terkoyak, cabik, ternoda, luntur) menunjukkan rasa nasionalisme yang kurang, tidak menghormati perjuangan para pahlawan kita, tidak tahu jati diri kita sebagai warga negara Indonesia.
Nasionalisme yang kurang menunjukkan tidak memiliki perasaan bangga sebagai bagian dari bangsa.
Liputan awak media tajuk jurnalist Rabu, 26-2025, kec Tabir Barat, Merangin- Jambi.
Nopi ( Evi Ridwan )